Insya Allah beberapa hari lagi kita akan menyambut lebaran Hari Raya Idul
Adha.
Dalam hari tersebut disyariatkan untuk menyembelih hewan qurban.
Umumnya umat Islam akan bergegas untuk gotong-royong, bahu-membahu dalam proses
penyembelihan hewan qurban.
Para ibu-ibu menempatkan diri mereka di
belakang, menyiapkan amunisi untuk para panitia. Para Bapak-bapak, ada yang jadi
tukang jagalnya, ada yang spesialis nguliti, ada juga yang memotongi tulang dan
sebagian lainnya memasukkan daging qurban ke tas kresek untuk
dibagikan.
Pertanyaannya kemudian, apakah jagal hewan qurban tersebut
tahu Niat & Doa Menyembelih Hewan Qurban Sesuai Sunnah
Rasulullah?
Syaikh Masyhur Hasan Salman menyatakan bahwa, doa menyembelih
Qurban yang wajib adalah ucapan basmalah.
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.”
Kemudian disunnahkan untuk mengucapkan doa
berikut setelah basmalah,
اَللهُ أَكْبَرُ،
هَذَا مِنْكَ وَإِلَيْكَ
“Allah Maha Besar, (Udhiyyah) ini
dari-Mu dan kembali kepada-Mu.”
Syaikh Muhammad Shalih menjelaskan, bahwa
bacaan yang wajib dalam doa menyembelih Qurban (Udhiyyah) adalah at-Tasmiyah
atau Basmalah saja. Sedangkan doa tambahan lainnya itu hanya kesunnahan atau
mustahab.
Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa hadits Rasulullah yang
derajatnya shahih. Dari Anas radhiyallahu anhu ia berkata,
ضَحَّى النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ أَقْرَنَيْنِ
ذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ وَسَمَّى وَكَبَّرَ وَوَضَعَ رِجْلَهُ عَلَى
صِفَاحِهِمَا
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
berqurban dengan dua ekor kambing kibas yang bertanduk, beliau menyembelihnya
dengan tangannya, mengucapkan bismillah dan bertakbir serta meletakkan kakinya
pada samping leher.” (HR. Al-Bukhari)
Kemudian hadits dari Aisyah
radhiyallahu anha,
أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِي
سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِي سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِي سَوَادٍ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ
بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا
بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ
ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ
مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ
“Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam pernah menyuruh untuk diambilkan dua ekor domba bertanduk yang kakinya
berwarna hitam, perutnya terdapat belang hitam, dan di kedua matanya terdapat
belang hitam. Kemudian domba tersebut diserahkan kepada beliau untuk
diqurbankan, lalu beliau bersabda kepada Aisyah, ‘Wahai Aisyah, bawalah pisau
kemari.’ Kemudian beliau bersabda: ‘Asahlah pisau ini dengan batu.’ Lantas
‘Aisyah melakukan apa yang beliau perintahkan. Setelah diasah, beliau
mengambilnya dan mengambil domba tersebut dan membaringkannya, lalu beliau
menyembelihnya. Kemudian beliau mengucapkan: ‘Dengan nama Allah, ya Allah,
terimalah ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan ummat Muhammad.’ Beliau
berqurban dengannya.” (HR. Muslim)
Kemudian hadits dari Jabir
radhiyallahu anhu ia berkata,
شَهِدْتُ مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَضْحَى بِالْمُصَلَّى
فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ مِنْ مِنْبَرِهِ وَأُتِيَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ وَقَالَ بِسْمِ
اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ
أُمَّتِي
“Aku ikut bersama Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada hari Idul Adha di Mushalla (lapangan tempat
shalat). Setelah selesai khutbah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam turun
dari mimbar, lalu dibawakan kepadanya seekor kambing kibas, lalu Rasulullah
menyembelihnya dengan kedua tangannya seraya berkata, ‘Dengan menyebut nama
Allah, Allahu akbar, ini adalah qurbanku dan qurban siapa saja dari umatku yang
belum berqurban.’” (HR. At-Tirmidzi, no. 1521)
Dalam riwayat lain
terdapat tambahan lafal,
اَللَّهُمَّ إِنَّ
هَذَا مِنْكَ وَلَكَ
“Ya Allah, ini dari-Mu dan untuk-Mu.”
(Irwa-ul Ghalil, 1138)
Tambahan lafal doa di atas dimaksudkan sebagai
tanda syukur atas rezeki hewan Qurban atau Udhiyyah yang telah diberikan kepada
dirinya hal mana itu adalah murni pemberian Allah dan dikembalikan kepada Allah
dengan penuh keikhlasan. (Syarh al-Mumthi’, 7/492)
Niat & Doa Menyembelih Hewan Qurban Sesuai Sunnah Rasulullah
Jadi kesimpulannya, Niat dan doa menyembelih Qurban atau
udhiyyah yang sesuai dengan sunnah adalah sebagai berikut:
Pertama,
Jika hewan Qurban disembelih untuk diri sendiri, maka doa menyembelih Qurban
(Udhiyyah) yang diucapkan seperti ini,
بِسْمِ اللَّهِ
وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ إِنَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ
Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma
inna hadza minka wa laka.
“Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar,
Ya Allah, sesungguhnya (sembelihan) ini dari-Mu dan untuk-Mu.”
Atau
dengan lafal ini,
بِسْمِ اللَّهِ
وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ هَذَا عَنِّي وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِي
Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma
hadza ‘Anni wa ‘an Ahli Baiti.
“Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha
Besar, Ya Allah, ini dari hamba dan dari keluarga hamba.”
Kedua, Jika
hewan Qurban atau Udhiyyah yang disembelih bukan milik sendiri, artinya si
penyembelih statusnya hanya sebagai wakil, maka lafal doa menyembelih Qurban
(Udhiyyah) seperti ini,
بِسْمِ اللهِ،
وِاللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ هَذَا عَنْ فُلَانٍ
Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma
hadza ‘an fulan (fulan diganti dengan nama
pemiliknya)
“Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah ini
dari si fulan (sebutkan nama pemiliknya)”
Atau dengan lafal ini,
بِسْمِ اللهِ،
وِاللهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ فُلاَنٍ وَآلِ فُلَانٍ
Bismillahi wallahu Akbar, Allahumma
taqabbal min fulan (fulan diganti nama pemilik Qurban) wa aali
fulan (fulan diganti nama pemilik Qurban)
“Dengan menyebut nama Allah,
Allah Maha Besar, Ya Allah terimalah (Qurban ini) dari fulan
(sebutkan nama pemiliknya) dan keluarga fulan (sebutkan nama
miliknya).”
Semoga bagi panitia penyembelihan hewan qurban, terutama
bagian penjagalnya tidak keliru dalam melafalkan doa dan mengamalkan
sunnah-sunnah lainnya.
No comments:
Post a Comment