Saudaraku seiman…
Sebagaimana diketahui bahwa kaum munafik diancam oleh Allah dengan mendapat
siksa di dalam Neraka Jahannam!
{وَعَدَ اللَّهُ
الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ
فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ} [التوبة:
68]
Artinya: “Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan
dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah
neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang
kekal.” (QS. At Taubah: 68).
Salah satu penyebabnya adalah sikap mereka yang sangat buruk di dalam
perihal shalat.
Saudaraku seiman…
Di bawah ini sifat buruk kaum munafik terhadap shalatnya:
1. Kaum munafik merasa berat dalam mengerjakan shalat.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – «
لَيْسَ صَلاَةٌ أَثْقَلَ عَلَى الْمُنَافِقِينَ مِنَ الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ » .
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada shalat yang paling berat atas
kaum munafik dari shalat Shubuh dan Isya’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Kaum munafik tidak
menghadiri shalat berjamaah
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : وَلَقَدْ رَأَيْتُنَا وَمَا يَتَخَلَّفُ عَنْهَا
إِلاَّ مُنَافِقٌ مَعْلُومُ النِّفَاقِ.
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu berkata: “Sungguh aku telah melihat kami (yaitu para shahabat
radhiyallahu ‘anhum), tidak ada yang absen darinya (shalat berjamaah), kecuali
seorang munafik yang dikenal kemunafikannya.” HR. Muslim.
عَنْ أَبِى عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمَومَةٍ لَهُ مِنْ أَصْحَابِ
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ
قَالَ « لاَ يَشْهَدُهُمَا مُنَافِقٌ ». يَعْنِى صَلاَةَ الصُّبْحِ وَالْعِشَاءِ.
قَالَ أَبُو بِشْرٍ يَعْنِى لاَ يُوَاظِبُ عَلَيْهِمَا.
Artinya: “Abu Umair bin Anas meriwayatkan dari pamannya yang mempunyai
pershahabatan dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam, ia meriwayatkan
bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak menghadiri
kedua (shalat shubuh dan isya secara berjamaah)nya seoranvg munafik.” Maksudnya
adalah shalat shubuh dan shalat Isya’, berkata Abu Bisyr: maksudnya adalah
tidak selalu menghadiri kedua shalat itu.
3. Kaum munafik mengakhirkan shalat ashar sehingga
matahari mau terbenam
4. Kaum munafik shalatnya terlalu cepat, tidak
thuma’ninah seperti burung memakan makanannya
5. Kaum munafik tidak mengingat Allah di dalam shalatnya
kecuali sedikit
عَنِ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
يَقُولُ « تِلْكَ صَلاَةُ الْمُنَافِقِ يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا
كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَىِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَهَا أَرْبَعًا لاَ يَذْكُرُ
اللَّهَ فِيهَا إِلاَّ قَلِيلاً ».
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Itu adalah shalatnya seorang munafik, ia duduk menunggu matahari,
sehingga jika matahari tersebut terletak antar dua tanduk setan (mau terbenam),
maka ia bangun (shalat) ia shalat dengan cepat sebanyak empat rakaat,
tidak menyebut/mengingat Allah di dalamnya kecuali sedikit sekali.” (HR.
Muslim).
6. Kaum munafik malas ketika mendirikan shalat
7. Kaum munafik riya’ di dalam shalatnya
{ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا
قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ
اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا} [النساء: 142]
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang
munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila
mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya
(dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali
sedikit sekali.” (QS. An Nisa’: 142)
{وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا
وَهُمْ كَارِهُونَ} [التوبة: 54]
Artinya: “Dan apabila mereka
berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan
salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit
sekali.” (QS. At-Taubah :54).
Ditulis oleh Ahmad Zainuddin
Ahad, 8 Rabiul Awwal 1434H, Dammam KSA.
Ahad, 8 Rabiul Awwal 1434H, Dammam KSA.
Sumber : dakwahsunnah
No comments:
Post a Comment