Laman

Wednesday, 31 January 2018

Balasan Bagi Orang Yang Dzolim

Kuliah Subuh"Balasan Bagi Orang Yang Dzolim"  


Orang Paling Zalim di Dunia

"Orang paling zalim di dunia", Ustadz Adi Hidayat,  

Tuesday, 30 January 2018

Kriminalissasi kebenaran dan balasan orang dzalim

Kriminalissasi kebenaran dan balasan orang dzalim, ustadz Abdul Shomad, Lc, MA

Saturday, 27 January 2018

Astagfirullah, Nekat Tantang Allah, Tubuh Gadis Ini Mendadak Seperti Terbakar, Wajahnya Hitam

Tidak ada daya kekuatan kecuali datangnya dari Allah sebagai pencipta semua makhluk.
Disisinya semua berawal dan kepadanyalah semua kembali.
Khususnya bagi umat Islam, keyakinan akan kebesaran Allah sudah tak terbantah lagi.
Semua wajib beriman untuk hari akhir, adanya surga dan neraka merupakan hal yang wajib diimani.
Karena surga dan neraka disediakan Allah untuk manusia yang mengikuti perintahnya atau melanggar perintahnya.
Namun sayang, sering kali manusia lalai dan mau berbuat sesukanya.
Bahkan tidak segan beberapa orang berani menantang Allah apakah benar azabnya itu nyata.
Seperti kisah berikut ini, yang mungkin bisa menjadi pelajaran.
Gadis cantik ini satu ini sungguh kontan mendapatkan apa yang ia minta.
Dikutip dari Kabar Makkah, berikut kisahnya yang dilansir Kisah hikmah.
Pada suatu hari ada seorang gadis yang terpengaruh dengan cara hidup masyarakat Barat menaiki sebuah minibus untuk menuju ke tujuan di wilayah Iskandariah (Alexandria).
Sayangnya meskipun tinggal di bumi yang terkenal dengan tradisi keislaman, pakaian gadis tersebut sangat mencolok.
Bajunya agak tipis dan seksi hampir terlihat segala yang patut disembunyikan bagi seorang perempuan dari pandangan pria atau mahramnya.
Gadis itu berumur sekitar 20 tahun.
Di dalam bus itu, ada seorang tua yang dipenuhi uban menegurnya :
“Wahai gadis cantik! Alangkah baiknya jika kamu berpakaian yang baik, yang sesuai dengan ketimuran dan adat serta agama Islam kamu , itu lebih baik dari kamu berpakaian begini yang pastinya menjadi korban pandangan liar kaum pria …”
Namun, saran yang sangat bertetapan dengan tuntutan agama itu dijawab oleh gadis itu dengan jawaban yang mengejek :
“Siapalah kamu hai orang tua? Apakah kamu mencoba meingatkan aku supaya menutup aurat sepenuhnya sedangkan orang tua kandungku sendiri tidak pernah menasihatiku?
Apakah kamu ingin aku berpakaian menutup aurat sedangkan aku masih ingin bebas menayangkan tubuh ku di depan umum? Apakah di tangan kamu ada kunci syurga?
Atau apakah kamu memiliki semacam kekuatan yang menentukan aku bakal berada di surga atau neraka?”
Setelah mengucapkan kata-kata yang sangat tajam itu, gadis itu tertawa mengejek panjang.
Tidak cukup hanya itu, si gadis lantas mencoba memberikan ponselnya kepada orang tua tadi sambil melafazkan kata – kata yang lebih dahsyat.
“Jika ISLAM itu BENAR, tempatkan rumahku di Neraka, juga handphone ku ini dan hubungilah Allah serta tolong tempatkan sebuah kamar di neraka jahanam untukku,” katanya lagi lantas tertawa meledek tanpa mengetahui bahwa dia sedang mempertikaikan hukum Allah dengan begitu biadab.
Orang tua tersebut sangat terkejut mendengar jawaban dari si gadis manis.
Sayang sekali, wajahnya yang ayu tidak sama dengan perilakunya yang buruk.
Penumpang-penumpang yang lain turut terdiam bahkan ada yang menggelengkan kepala kebingungan.
Semua yang di dalam bus tidak menghiraukan gadis muda yang tidak menghormati hukum-hukum agama itu dan mereka tidak ingin menasehatinya karena khawatir dia akan akan menghina agama dengan lebih parah lagi .
Sepuluh menit kemudian bus pun tiba di halte.
Gadis seksi bermulut sengit tersebut tertidur di depan pintu bus.
Pak sopir bus termasuk para penumpang yang lain mengejutkannya tapi gadis tersebut tidak sadarkan diri.
Tiba tiba orang tua tadi memeriksa nadi si gadis.
Sedetik kemudian dia menggeleng. Gadis itu telah kembali menemui Tuhannya dalam keadaan yang tidak disangka.
Para penumpang menjadi cemas dengan berita yang menggemparkan itu.
Dalam suasana kelam kabut itu, tiba tiba tubuh gadis itu terjatuh ke pinggir jalan.
Orang banyak segera berkejar untuk menyelamatkan jenazah tersebut.
Tapi sekali lagi mereka terkejut.
Sesuatu yang aneh menimpa jenazah yang terbujur kaku di jalan raya.
Mayatnya menjadi hitam seolah-olah dibakar api.
Dua tiga orang yang mencoba mengangkat mayat tersebut juga keheranan karena tangan mereka terasa panas dan hampir terbakar sebaik saja menyentuh tubuh si mayat.
Akhirnya mereka memanggil pihak keamanan mengurus mayat itu.
Begitulah kisah ngeri lagi memilukan yang menimpa gadis malang tersebut.
Apakah hasratnya memesan sebuah kamar di neraka dimakbulkan Allah?
Na’uzubillah, sesungguhnya Allah itu Maha Berkuasa di atas segala sesuatu.

Monday, 22 January 2018

Ahli Ibadah, tapi Ahli Neraka, Naudzubillah Min Dzalik

Betapa banyak manusia di alam ini yang tersesat, sehingga mereka tidak menyembah Allah, namun yang mereka sembah adalah setan. Mereka menyembah, namun salah sasaran. Kita dan mereka sama-sama ibadah. Bedanya, kita beribadah kepada Tuhan yang benar, Al-Haq. Sementara mereka beribadah kepada tuhan yang batil, menyembah thaghut, yang tidak layak untuk disembah.
Kita dan mereka sama-sama capek, kita dan mereka sama-sama mengorbankan waktu dan tenaga. Bahkan bisa jadi, mereka lebih capek dibandingkan kita.
Allah berfirman menceritakan keadaan salah satu ahli neraka,
عَامِلَةٌ نَاصِبَةٌ . تَصْلَى نَارًا حَامِيَةً
“Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki api yang sangat panas (neraka).” (QS. Al-Ghasyiyah: 3 – 4).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan satu riwayat dari Abu Imran Al-Jauni, bahwa suatu ketika Umar bin Khatab radhiyallahu ‘anhu pernah melewati sebuah kuil, yang ditinggali seorang rahib nasrani.
Umarpun memanggilnya, ‘Hai rahib… hai rahib.’ Rahib itupun menoleh. Ketika itu, Umar terus memandangi sang Rahib. Dia perhatikan ada banyak bekas ibadah di tubuhnya. Kemudian tiba-tiba Umar menangis.
Beliaupun ditanya, ‘Wahai Amirul Mukminin, apa yang membuat anda menangis?. Mengapa anda menangis ketika melihatnya.’
Jawab Umar, ‘Aku teringat firman Allah dalam Al-Quran, (yang artinya) ‘Rajin beramal lagi kepayahan, namun, memasuki neraka yang sangat panas’ Itulah yang membuatku menangis.’ (Tafsir Ibn Katsir, 8/385).
 
Tahukah Anda mengapa mereka di neraka?
Mereka rajin ibadah, namun semua sia-sia, justru mengantarkan mereka ke neraka?
Apakah Allah mendzalimi mereka? Tentu tidak, karena Allah tidak akan pernah mendzalimi hamba-Nya. Allah haramkan diri-Nya untuk mendzalimi hamba-Nya.
Lalu apa sebabnya?
Tentu saja semua itu kembali kepada pelaku perbuatan itu. Sebabnya adalah dia salah dalam beribadah. Dia beribadah, namun salah sasarannya, salah tata caranya, salah niatnya, salah yang disembah, atau salah semuanya. Sehingga bagaimana mungkin Allah akan menerimanya? Dan di saat yang sama, Allah justru memberikan hukuman kepada mereka. Wal ‘iyadzu billah..
Saudaraku sesama muslim, yang dirahmati Allah..
Menyadari hal ini, sudah selayaknya kita bersyukur, Allah jadikan kita orang mukmin, padahal kita tidak pernah memintanya. Kita patut bersyukur, kita terlahir dari keluarga muslim, padahal kita tidak pernah diminta untuk memilihnya. Yang ini menjadi salah satu modal bagi kita agar ibadah kita diterima oleh Allah.
 
Kita sudah memiliki modal iman, tinggal saatnya kita berusaha agar amal kita diterima Allah. Bagaimana caranya? Caranya: kita berupaya agar amal yang kita kerjakan adalah amal yang benar. Benar sesuai dengan kriteria yang ditetapkan syariat.
Kriteria itu, Allah nyatakan dalam firman-Nya,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”.(QS. Al-Kahfi: 110).
 
Keterangan ayat,
  • “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya” artinya dia siap bertemu Allah dengan membawa bekal amal yang diterima.
  • “hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh”, itulah amal yang diajarkan Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • “dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”, dengan ikhlas karena Allah ketika beribadah.
Itulah salah satu ayat yang menjelaskan kriteria amal yang benar dalam syariat,
  • Benar niatnya: ikhlas karena mengharap balasan dari Allah
  • Benar tata caranya: sesuai petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Niat yang ikhlas semata, belumlah cukup untuk membuat amal kita diterima. Semangat, bukan modal utama agar amal kita diterima. Karena kita juga dituntut untuk benar dalam tata caranya.
Sebagai mukmin, kita tentu tidak ingin amal kita ditolak karena salah prakteknya. Kita dalam beramal telah mengeluarkan modal tenaga, waktu, atau bahkan harta. Jangan sampai menjadi batal, karena kita kurang perhatian dengan tata cara beramal.
Karena itu, mari kita menjadi orang yang mencintai sunah dan berusaha membumikan sunah. Berusaha menyesuaikan amal kita dengan sunah. Dengan itu, kita bisa berharap, amal kita diterima. Kita bisa tiru semangat para ulama dalam meniti sunah, hingga mereka berdoa,
اللهم أمتنا على الإسلام وعلى السنة
“Ya Allah, matikanlah aku di atas islam dan sunah…” (HR. Al-Khatib dalam Tarikh Baghdad, 9/354

Saturday, 13 January 2018

Wednesday, 10 January 2018

Sholawat Asyghilli

Sholawat asygili untuk orang2  dzalim dmasjid ini

Sunday, 7 January 2018

Kenali 15 Kehormatan Masjid Ini

MASJID merupakan tempat yang dianggap suci oleh umat Islam. Di mana, di sana dijadikan tempat untuk beribadah, dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan, masjid-masjid itu laksana rumah-rumah Allah di bumi. Maka, umat Muslim tentu ingin sekali merasakan kedekatan itu melalui masjid.
Sebagaimana Umar bin Khathtab berkata, “Masjid-masjid adalah laksana rumah-rumah Allah di bumi, dan orang-orang yang mengunjunginya adalah laksana tamu-tamu Allah. Sudah menjadi kewajiban bagi yang dikunjungi untuk memuliakan tamu.”
Sebagai tamu, tentu kita harus menghormati pemilik rumahnya. Begitu pun ketika kita berada di dalam masjid. Lalu, bagaimana cara kita menghormati masjid?
Al Faqih menerangkan bahwa kehormatan masjid itu ada 15, yaitu:
1. Mengucapkan salam sewaktu masuk ke dalam masjid, bila ada orang-orang yang sedang duduk. Bila tidak ada orang yang duduk atau mereka sedang mengerjakan shalat, hendaklah ia mengucap, “As salaamu ‘alainaa min Rabbinaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahishshaalihiin (Semoga kesejahteraan dari Tuhan kami dikaruniakan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang shalih).”
2. Mengerjakan shalat dua rakaat sebelum duduk, karena ada hadis nabi yang berbunyi, “Setiap sesuatu itu ada penghormatannya, dan penghormatan terhadap masjid adalah shalat dua rakaat.”
4. Tidak menghunus pedang di dalamnya.
5. Tidak mencari barang yang hilang di dalamnya.
6. Tidak mengeraskan suara di dalamnya, kecuali untuk berdzikir kepada Allah SWT.
7. Tidak membicarakan masalah dunia di dalamnya.
3. Tidak mengadakan transaksi di dalamnya.
8. Tidak melangkahi leher orang.
9. Tidak bertengkar masalah tempat.
10. Tidak mendesak-desak dan mempersempit barisan (shaf).
11. Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat.
12. Tidak berludah di dalamnya.
13. Tidak membunyikan jari-jarinya.
14. Membersihkan masjid dari najis, orang-orang gila, anak-anak kecil, dan tidak melaksanakan hukuman di dalamnya.
15. Memperbanyak dzikir kepada Allah Ta’ala dan tidak melalaikannya.
Itulah yang dapat kita lakukan dalam menghormati masjid. Kita harus mengenali hak tersebut, karena sebagai tamu tentu kita harus menghormati pemilik rumah tersebut. Dan kita sendirilah yang menganggap bahwa masjid-masjid itu adalah rumah Allah. Maka, perlakukanlah sebagaimana mestinya.
Jangan jadikan masjid sebagai tempat untuk membicarakan masalah dunia. Hanya permasalahan akhiratlah, yakni pendekatan diri kepada Allah dengan sungguh-sungguh yang harus kita lakukan di dalamnya.
Diriwayatkan dari Al Hasan, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Aku datang pada waktu suatu masa di mana pembicaraan mereka di dalam masjid-masjid mengenai urusan dunia mereka, Allah tidak perlu terhadap mereka, maka janganlah kamu duduk-duduk bersama mereka.” []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 1/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang

Waspadalah, 3 Dosa Ini Akan Allah Segerakan Azabnya Di Dunia


Seburuk-buruk keadaan ialah azab yang datangnya dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka perhatikanlah selalu aktivitas kita dalam kehidupan ini.
Sebagian besar kita seringkali dipersulit oleh tipu daya, yang dengannya menghilangkan kesadaran tentang yang semestinya dikerjakan dan yang seharusnya ditinggalkan. Jika saja setiap kita kembali pada tuntunan, maka bisa dipastikan tidak ada hal-hal yang sebagaimana sekarang.
Betapa kemaksiatan seperti rutinitas, perbuatan tidak pantas menebar berserakan. Anak membunuh ibunya, ibu menggugurkan janinnya. Kemaksiatan, perzinahan di mana-mana. Sungguh, pertanda hari akhir semakin terasa dekatnya. Sebab perilaku manusia telah hilang dari fitrah semestinya.
Dunia ibarat kebun, yang setiap manusia diberikan kesempatan yang sama untuk mengelolanya. Ingin memilih menanaminya dengan tanaman yang baik, memenuhinya dengan amal kebaikan, atau menjadikannya ladang bagi keburukan dan kemaksiatan. Semua mutlak pilihan.
Hanya saja yang perlu setiap kita perhatikan, bahwa pada setiap ladang itu akan dilihat, ditimbang, dinilai dan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat. Sang Pemilik sejati ingin melihat, siapa-siapa yang berhasil memanfaatkan lahannya untuk menenami kebaikan, maka dipersilahkan kepadanya untuk memetiknya. Bagi yang memenuhinya dengan keburukan dan kemaksiatan, maka ia pun diberikan kesempatan untuk memetiknya. Keduanya akan sama-sama merasakan apa yang telah ditanamnya di dunia, lewat surga dan neraka.
Meski azab dan siksa sewajarnya ada setelah berakhirnya kehidupan manusia, tetapi tersebab besarnya dosa, Allah pun membuka pintu azab yang bisa saja disegerakan di dunia. Naudzubillah, sungguh betapa azab Allah teramat pedihnya.
1) Tamak di dunia.
Tidak jarang manusia yang terlalu sibuk pada dunianya. Pikirannya melulu soal harta dan tahtanya. Habis waktu, tenaga dan hidupnya hanya untuk tujuan sesaatnya. Hampir tidak pernah ia memikirkan masa depan sejatinya. Akhirat sungguh jauh dari upayanya untuk menyiapkan diri. Bila tentang dunia ia tanpa jeda berusaha. Tapi bila untuk Rabbnya, sungguh berhitung luar biasa. Jika untuk yang Maha Menciptakan saja kita enggan mendahulukan, maka Allah pun dapat dengan mudahnya mengabaikan.
Sebagaimana sebuah peringatan yang jelas tertuang dalam sebuah hadist riwayat Imam Tirmidzi, “Barangsiapa menjadikan akhirat sebagai orientasi hidupnya, maka Allah akan jadikan kekayaan ada dalam hatinya, Allah himpun kekuatannya, dan dunia akan menghampirinya, sedang ia tidak menginginkannya, dan (sebaliknya) barangsiapa menjadikan dunia sebagai cita-citanya, Allah jadikan kefakiran ada di depan matanya, Allah cerai beraikan urusannya dan dunia tidak menghampirinya kecuali apa yang sudah Allah takdirkan untuknya.
2) Dzalim dan durhaka pada kedua orang  tua. 
Dua orang yang teramat mulianya di sisi Allah ini bisa menjadi dua perkara bagi seorang manusia, pahala atau dosa, surga atau neraka. Salah satu keistimewaannya ialah bahwa ridha Allah terletak pada keduanya, begitu pula murka Allah yang terletak pada murka keduanya. Sebagai seorang anak yang lahir dari perjuangan tak terkira seorang ibu, sewajibnya kita senantiasa menjaga perilaku baik terhadapnya. Sudah seharusnya kita senantiasa menjaga tutur kata dan perbuatan agar tidak sedikit pun berbekas luka di hati keduanya. Hindari berbuat dzalim pada ibu dan ayah kita.
Betapa Allah dan Rasulnya saja memuliakannya, lantas itulah mengapa Allah mengancam anak-anak yang durhaka pada kedua orang tuanya dengan ancaman yang tidak biasa. Berkata “ah” saja dilarang oleh baginda Rasulullah, apalagi yang jauh lebih buruk dari itu.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Hakim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan, “Ada dua pintu (amalan) yang disegerakan balasannya di dunia; kedzoliman dan durhaka (pada orang tua).”
3) Memutus silaturahim.
 Hubungan antar sesama manusia tidak kalah penting dengan hubungan seorang manusia dengan Rabbnya. Tersebab itulah, perintah untuk menyambung silaturahim berkali-kali di ulang dalam Al-Qur’an maupun Sunnah Rasulullah.
Dalam sebuah hadist Rasulullah mengingatkan, “Tidaklah sebuah dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya di dunia dan juga disimpan di akhirat dibandingkan dosa memutuskan silaturrahim, khianat, dan juga berdusta, dan sesungguhnya amalan ketaatan yang paling disegerakan pahalanya adalah menyambung silaturrahim, sesungguhnya dengan silaturrahim keluarga akan bahagia, harta akan melimpah dan jumlah keluarga akan bertambah, jika mereka saling menyambung tali silaturrahim.”  []